SERAHKAN SARANA BIMTEK: Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi Golkar, Panggah Susanto (kanan), menyerahkan sarana Bimtek kepada salah satu peserta di Temanggung.

TEMANGGUNG – Minat generasi muda atau milenial terhadap sektor pertanian terus dibangkitkan. Di antaranya dengan memperbanyak dan memperluas pendidikan serta pelatihan kepada petani milenial. Hal itu dinilai sangat penting dilakukan agar Indonesia bisa mencapai kedaulatan pangan pada masa depan.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi Golkar, Ir Panggah Susanto, dalam kegiatan Bimbingan Teknis(Bimtek) bagi petani dan penyuluh pertanian yang bekerja sama dengan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta-Magelang
di Temanggung pada 12 Juni lalu.
“Produktifitas petani masih rendah karena mereka masih pakai subsistem tradisional, yakni bertani untuk mencukupi kebutuhan sendiri. Karena itu, kami mendorong percepatan regenerasi petani. Hal itu untuk menciptakan wirausaha-wirausaha muda di bidang pertanian agar tercapai kedaulatan pangan pada masa depan,” ujar Panggah Susanto.

Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Direktur 2 Polbangtan Drs Akimi, Panitia Polbangtan Lutfan Makmun, dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto.
Lebih lanjut Ketua DPD Partai Golkar Jawa Tengah itu menjelaskan saat ini terdapat 40,6 juta orang yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Dari jumlah tersebut, mayoritas petani berumur di atas 55 tahun atau sudah tua. Selain itu, pendidikannya juga terbatas atau hanya lulusan SD. Sementara lulusan SMP hanya 17 persen, SMA 10 persen, dan lulusan perguruan tinggi satu persen. Jika kondisi tersebut tidak segera dibenahi, maka akan sulit mencapai kedaulatan pangan.
Karena itu, minat generasi muda atau milenial di sektor pertanian harus ditingkatkan. Di antaranya dengan memperbanyak serta memperluas pendidikan dan pelatihan, bantuan modal, akses ke perbankan dipermudah dan lainnya.
“Sejumlah 64,5 persen penduduk Indonesia itu berusia muda. Jadi harus dimaksimalkan untuk mempercepat regenerasi petani,” terang Panggah.
“Mind setnya harus diubah bahwa sektor pertanian bukan hanya budidaya padi di sawah tapi menjadi agribisnis dari subsistem hulu sampai hilir,” imbuhnya.
Sektor hulu atau on farm berupa proses produksi di ladang/kebun atau industri yang mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi. Adapun sektor hilir atau off farm berupa proses pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
“jadi diharapkan ada inovasi atau terobosan baru sehingga produk pertanian lebih efisien, efektif dan berkualitas, serta berkelanjutan,” tegas Panggah.
Sebagai anggota DPR RI Komisi IV, Panggah Susanto terus menyalurkan dana aspirasinya kepada para petani. Di antaranya alat dan mesin pertanian seperti traktor, cultivator, hansprayer, JUT, RJIT, Uppo, dan ternak ruminansia seperti sapi, kambing, serta unggas. Selain itu juga pembentukan wirausaha baru bidang pertanian, Bioflog, pemberian alat pengolahan ikan, indukan, pakan, dan mesin pembuat pakan. (MPO-JTG)